Debus Kesenian Khas Daerah Banten
![]() |
image credit : wikipedia |
Sekilas Tentang Debus
Atraksi menusukan senjata tajam ketubuh sendiri, membelah kelapa dengan gigi, menaiki anak tangga dari golok tajam, hingga menggoreng telur diatas wajan panas yang di taruh diatas kepala, adalah sebagian kecil dari atraksi debus.
Debus dikenal sebagai salah satu kesenian khas daerah Banten. Debus dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar.
Bagi sebagian masyarakat awam kesenian Debus memang terbilang sangat ekstrim. Pada masa sekarang Debus sebagai seni beladiri banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan ataupun upacara adat.
Debus dikenal sebagai salah satu kesenian khas daerah Banten. Debus dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar.
Bagi sebagian masyarakat awam kesenian Debus memang terbilang sangat ekstrim. Pada masa sekarang Debus sebagai seni beladiri banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan ataupun upacara adat.
![]() |
image credit : wikipedia |
Menurut sebagian banyak sumber sejarah, kesenian debus Banten bermula pada abad 16, masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570). Pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1692).
Debus menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat banten melawan penjajah Belanda pada masa itu. Debus mulai dikenal pada masyarakat Banten sebagai salah satu cara penyebaran agama Islam. Namun ada juga yang menyebutkan Debus berasal dari daerah Timur Tengah bernama Al-Madad yang diperkenalkan ke daerah Banten ini sebagai salah satu cara penyebaran Islam pada waktu itu.
Yang lainnya menyebutkan bahwa debus berasal dari tarekat Rifa’iyah Nuruddin al-Raniri yang masuk ke Banten oleh para pengawal Cut Nyak Dien (1848-1908). Salah seorang pengawal yang menguasai Debus memperkenalkan serta mengajarkannya pada masyarakat Banten.
Tarekat Rifa’iyah mengajarkan rasa gembira saat bertemu Allah Swt atau disebut epiphany, nah saat seseorang telah mencapai puncak epiphany dia akan kebal terhadap benda tajam apapun. Benang merah dari ketiga versi tersebut adalah kesenian Debus sebagai metode penyebaran agama Islam di wilayan Banten pada masa tersebut.
Debus menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat banten melawan penjajah Belanda pada masa itu. Debus mulai dikenal pada masyarakat Banten sebagai salah satu cara penyebaran agama Islam. Namun ada juga yang menyebutkan Debus berasal dari daerah Timur Tengah bernama Al-Madad yang diperkenalkan ke daerah Banten ini sebagai salah satu cara penyebaran Islam pada waktu itu.
Yang lainnya menyebutkan bahwa debus berasal dari tarekat Rifa’iyah Nuruddin al-Raniri yang masuk ke Banten oleh para pengawal Cut Nyak Dien (1848-1908). Salah seorang pengawal yang menguasai Debus memperkenalkan serta mengajarkannya pada masyarakat Banten.
Tarekat Rifa’iyah mengajarkan rasa gembira saat bertemu Allah Swt atau disebut epiphany, nah saat seseorang telah mencapai puncak epiphany dia akan kebal terhadap benda tajam apapun. Benang merah dari ketiga versi tersebut adalah kesenian Debus sebagai metode penyebaran agama Islam di wilayan Banten pada masa tersebut.
Pada saat ini debus sudah menjadi kesenian global, dalam artian kesenian ini tidak hanya terkenal diwilayah Banten saja. Namun sudah dikenal hampir disemua daerah di Indonesia, bahkan debus kerap juga ditampilkan apada acara acara dimancanegara.
Jika pada awalnya sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam serta memompa semangat prajurit, saat ini debus bertambah perannya sebagai salah satu kearifan lokal yang wajib kita jaga.
Banyak sekali nilai - nilai luhur yang terdapat dalam jenis kesenian ini. Sebagai informasi untuk mendapatkan keahlian seperti itu para pemain debus harus melalui berbagai macam proses.
Proses - proses tersebut sangat berat disamping latihan mereka pun harus melakukan berbagai tirakat dalam ajaran Islam. Proses demi proses inilah yang sudah sepantasnya menjadi teladan bagi kita, bahwa untuk mencapai sesuatu itu diperlukan perjuangan serta proses panjang.
Jika pada awalnya sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam serta memompa semangat prajurit, saat ini debus bertambah perannya sebagai salah satu kearifan lokal yang wajib kita jaga.
Banyak sekali nilai - nilai luhur yang terdapat dalam jenis kesenian ini. Sebagai informasi untuk mendapatkan keahlian seperti itu para pemain debus harus melalui berbagai macam proses.
Proses - proses tersebut sangat berat disamping latihan mereka pun harus melakukan berbagai tirakat dalam ajaran Islam. Proses demi proses inilah yang sudah sepantasnya menjadi teladan bagi kita, bahwa untuk mencapai sesuatu itu diperlukan perjuangan serta proses panjang.
Atraksi dalam seni Debus yang sering dipertontonkan di antaranya:
• Menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainnya tanpa terluka.
• Mengiris bagian anggota tubuh dengan pisau atau golok.
• Memakan api.
• Menusukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainnya hingga tebus tanpa mengeluarkan darah.
• Menyiram tubuh dengan air keras hingga pakaian yang dikenakan hancur lumat namun kulit tetap utuh.
• Menggoreng telur di atas kepala.
• Membakar tubuh dengan api.
• Menaiki atau menduduki susunan golok tajam.
• Bergulingan di atas serpihan kaca atau beling
Comments
Post a Comment