Pasundan dan Tradisi Ngabungbang



Antara Budaya dan Tradisi Ngabungbang

            Tanah Pasundan dikenal memiliki banyak ragam tradisi adat istiadat Sunda,tradisi ini sudah berkembang jauh sebelum Islam masuk ke tanah Sunda. Semua tradisi ini mengatur berbagai segi kehidupan masyarakat Sunda yang dikenal sebagai masyarakat Agraris. Pola kehidupan masyarakat Agraris menitik beratkan mata pencaharian di bidang pertanian. Salah satu tradisi menarik diwilayah Pasundan ialah tradisi Ngabungbang, tradisi ini hingga sekarang masih bisa kita lihat pada waktu tertentu, terutama dikawasan pedesaan. Ngabungbang adalah kebiasaan orang - orang suku Sunda buhun untuk beraktifitas di malam hari di bawah sinar bulan, kata Ngabungbang itu sendiri dalam bahasa Sunda memiliki arti ( cicing diluar wangunan bari teu sare sapeuting jeput. Perkembangan Ngabungbang bisa dikatakan mulai tergerus oleh jaman, hanya beberapa wilayah saja di kawasan Pasundan yang masih memelihara tradisi ini, terutama kawasan pedesaan.


            Tradisi Ngabungbang pada awalnya berkembang pada masa kerajaan kerajaan awal di wilayah Pasundan, wilayah ini identik dengan wilayah Provinsi Jawa Barat saat sekarang. Saat itu tradisi Ngabungbang sangat kental dengan pengaruh Hindu dan Budha. Ketika Islam masuk ke wilayah Pasundan tradisi ini masih berkembang, namun memiliki penambahan - penambahan terutama dalam doa-  doa yang dipersembahkan bagi tuhan semesta alam. Sejak Islam berkembang di Jawa Barat doa - doa yang dilakukan dalam Ngabungbang mengambil doa - doa dari Al Qur’an. Proses ritual Ngabungbang dimulai dari beberapa persiapan seperti membuat damel obor atau damar, damel beleketebe, dan damel sajen membuat sesaji. Sedangkan pelaksanaan ritual meliputi seja ujukan yang terdiri dari dua macam do'a yakni Tawasul dan pamitan lalu deteruskan dengan ijab qabul, menyalakan damar sewu, menyambut gegeden, ritual seremonial, ritual do'a diwilayah Priangan Timur ritual  ditutup dengan pagelaran tarian buhun Ronggeng Gunung.


Selain prosesi diatas dalam kegiatan Ngabungbang, dipentaskan juga berbagai pagelaran seni tradisional Sunda seperti pagelaran Pencak Silat, Calung, Gondang serta tari - tarian tradisional hingga berbagai atraksi lainnya yang sangat khas Sunda. Prosesi Ngabungbang terutama di wilayah Priangan Timur selalu menarik animo masyarakat. Dalam setiap prosesi yang digelar setahun sekali masyarakat kerap berkumpul menyaksikan sajian langka ini. Rutinnya masyarakat Priangan Timur menggelar prosesi Ngabungbang merupakan sesuatu yang sangat menggembirakan. Hal ini merupakan salah satu upaya efektif agar kelestarian tradisi ini terus berlangsung,meskipun gempuran modernisasi terus mendera. Melalui atraksi - atraksi kesenian serta prosesi adat Sunda diharapkan pewarisan tradisi kepada generasi muda bisa berlangsung secara berkesinambungan.
Sebagai salah satu bentuk kearifan lokal, atraksi in bisa dijadikan sebagai salah satu asset wisata tradisi. Tinggal bagaimana kemasannya saja, agar bisa dinikmati oleh pelancong, terutama para pelancong dari mancanegara yang sangat haus akan hiburan berupa kearifan lokal dari masyarakat Indonesia.

Image Credit : www.google.com


Comments

Popular Post

Bahasa Sunda Di Era Globalisasi Modern

Endangered Species Elang Jawa