Permainan Tradisional Yang Hampir Punah

https://celahgoa.blogspot.com/2018/02/permainan-tradisional-yang-hampir-punah.html
Pletokan

Pletokan Permainan Dari Bambu Jaman Dulu


Jauh sebelum anak - anak mengenal play station, game watch ataupun aneka mainan lainnya yang berasal dari luar negeri. 

Anak - anak Indonesia mengenal berbagai macam bentuk mainan tradisional, misalnya mobil - mobilan dari kulit jeruk ataupun senjata mainan dari pelepah pisang. Kreatifitas anak - anak Indonesia patut diacungi jempol, dengan peralatan sederhana mereka mampu membuat berbagai jenis mainan. 

Salah satu mainan populer dikalangan anak - anak ialah pletokan, entah sejak kapan mainan ini dimainkan oleh mereka. Satu hal yang pasti mainan ini telah ada sejak masa kolonial Belanda. Mainan ini mempunyai bentuk khas, terbuat dari jenis bambu berkarakter lentur, di wilayah Jawa Barat dinamakan awi tali. 

Bentuk mainan pletokan, sangat sederhana dengan panjang 20-30 cm. Sesuai dengan namanya mainan ini menghasilkan suara tok, suara ini  dihasilkan dari bilah bambu kecil yang disumbat dan ditekan dari atas.


Mainan pletokan dimainkan tidak mengenal musim, tetapi lebih dominan ketika musim kemarau tiba. Proses pembuatan mainan ini cukup sederhana, bambu yang digunakan biasanya memiliki diameter  1-1,5 cm dengan lubang 3-5 mm panjangnya 20-30 cm. Bambu ini harus lurus agar tidak mudah patah serta awet digunakan. 

Batang untuk pletokan ukurannya 30 cm, sedangkan untuk pegangan biasanya hanya sepanjang 10 cm. Bagian pegangan ini diisi dengan bilah bambu yang sudah diraut atau dihaluskan sepanjang 30 cm. Setelah dimasukan pegangan dan penampang seolah bersatu kembali disatukan oleh bagian dalamnya. 

Cara memainkannya adalah dengan memasukan daun-daunan yang dihancurkan pada lubang dan ditekan dengan pegangan pada pemasukan kedua akibat tekanan dari atas, udara keluar dipaksa dan daun yang pertama dimasukan tadi akan keluar dengan mengeluarkan bunyi "tok". Pada masa sekarang mereka menggunakan kertas yang dibasahi air sebagai penganti daun dan suara yang dihasilkan lebih keras.


Bentuk dari pletokan ini pada umumnya lurus seperti potongan bambu, namun ada juga dibeberapa daerah yang menambahkan pegangan sehingga sekilas mirip pistol. Hal ini bisa jadi sebagai akibat pengaruh dari keberadaan bangsa kolonial yang menggunakan senjata api. 

Hingga saat ini meskipun gempuran aneka mainan dari luar negeri tidak terbantahkan lagi, namun kita bisa berbangga hati. Di sebagian wilayah Jawa Barat terutama diwilayah pedesaan masih cukup banyak anak - anak memainkan jenis permaianan ini. Biasanya permainan ini dimainkan ketika sore hari sepulang sekolah. 

Jenis permainan ini sangat bagus bagi pertumbuhan anak - anak baik itu fisik maupun mentalnya. Olah tubuh ketika memainkan pletokan akan melatih fisik anak - anak menjadi lebih kuat, sedangkan dari segi mental mereka akan terbiasa untk bekerja sama dengan teman - temannya sehingga kedepan, budaya kerja sama serta gotong royong terus terpelihara.

Comments

Popular Post

Pasundan dan Tradisi Ngabungbang

Bahasa Sunda Di Era Globalisasi Modern

Endangered Species Elang Jawa