Kembali Ke Alam Dengan Onthel




Kembali ke alam adalah jargon yang kerap kita dengar akhir - akhir ini, keinginan untuk lebih peduli kepada alam sekitar, ternyata telah memunculkan semangat terbarukan di antara masyarakat. Semangat positif ini tidak bisa dipungkiri menyebabkan kesadaran akan pentingnya lingkungan tempat kita tinggal. Melalui hal ini maka bermunculan komunitas - komunitas yang peduli terhadap kelangsungan bumi ini, salah satu bentuk kepedulian ini ialah dengan mengurangi emisi gas buang. Caranya ialah dengan memanfaatkan sarana transportasi ramah lingkungan dalam bentuk penggunaan sepeda. Meskipun belum sepenuhnya digunakan untuk transportasi sehari - hari, namun timbulnya kesadaran akan peduli lingkungan ini perlu diapresiasi.


Laksana jamur di musim hujan, hampir di semua kota besar di Indonesia bermunculan berbagai komunitas sepeda. Dan kota Bandung merupakan salah satu kota dengan komunitas sepeda terbanyak. Berbagai kalangan ini, ada diantaranya yang memanfaatkan sepeda sebagai alat transportasi utama dalam aktivitas sehari - hari. Namun hal ini baru dilakukan segelintir orang saja, karena berbagai hal belum banyak yang memanfaatkan transportasi ramah lingkungan ini sebagai moda transportasi. Meskipun begitu setiap hari minggu, terutama di kawasan car free day, kita bisa melihat ribuan orang bersepeda  menikmati suasana pagi dengan mengayuh sepeda di seputaran jalan - jalan besar kota Bandung.


Salah satu komunitas sepeda yang giat mengkampanyekan kepedulian lingkungan kota Bandung ialah Paguyuban Sepeda Onthel Bandung. Keberadaan komunitas yang telah hadir beberapa tahun di kota kembang ini bisa dengan mudah kita kenali. Biasanya anggota komunitas ini menggunakan sepeda antik, yang berasal dari tahun 50-an keatas bahkan ada di antaranya yang menggunakan sepeda, peninggalan kolonial Belanda. komunitas ini hampir setiap minggu selalu berkumpul di kawasan  Car  Free day, selain kongkow - kongkow biasanya mereka bercengkrama mengenai segala hal, terutama tentang sepeda onthel.


Selain berkumpul setipa minggu komunitas ini bergerak juga dalam berbagai kegiatan, yang berhubungan dengan kepedulian terhadap lingkungan, kegiatan - kegiatan sosial maupun kegiatan lainnya. Untuk angota sendiri berasal dari berbagai kalangan, baik itu tua muda maupun anak - anak. Bahkan ada juga beberapa gadis - gadis muda tergabung dalam komunitas ini, uniknya gadis - gadis ini dalam setiap kegiatan bersepeda selalu berbusana jaman dulu mirip dengan noni - noni Belanda. Kegiatan positif ini bisa menjadi sarana pembelajaran dan pendewasaan, karena disadari atau tidak kegiatan ini menjadikan generasi muda mampu bersosialisasi dan berkomunikasi serta meningkatkan sensitifitas terhadap sesama dan lingkungan.


Comments

Popular Post

Pasundan dan Tradisi Ngabungbang

Bahasa Sunda Di Era Globalisasi Modern

Endangered Species Elang Jawa