Nature Tracking ke Kawah Ratu



            Trekking di alam merupakan kegiatan yang menyenangkan, selain menyenangkan kegiatan dialam merupakan salah satu cara ampuh mengukur batas kemampuan diri. Destinasi trekking favorit dikalangan alam khususnya wilayah Jawa Barat cukup banyak, salah satunya ialah kawasan Kawah Ratu Gunung Salak. Kawasan ini termasuk kedalam wilayah Taman Nasional Gunung Halimun dan Gunung Salak, lokasi tepat kawasan Kawah ratu ialah dilereng Gunung Salak. Gunung Salak dikenal memiliki pesona mistis dikalangan masyarakat, selain pesona itu kawasan gunung ini sangat kaya akan air. Oleh karena itu tidak mengherankan banyak sekali air terjun atau (Curug dalam bahasa Sunda) di lereng - lereng Gunung Salak. Keunikan lainnya dari Gunung Salak yang tidak ditemui pada gunung lainnya ialah letak kawahnya. Berbeda dengan gunung lain yang memiliki kawah di puncaknya, Gunung Salak memiliki kawah yang terletak di tengah - tengah gunung atau lereng, lokasi inilah yang disebut dengan kawah Ratu.


            Ada dua jalur resmi untuk trekking ke Kawah Ratu, yaitu melalui kawasan Cidahu Sukabumi dan Gunung Bunder Bogor. Baik melalui Cidahu ataupun Gunung Bunder trekking ke Kawah Ratu harus ditemani oleh pemandu berpengalaman ataupun petugas dari Taman Nasional. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal - hal yang tidak diinginkan karena Kawah ratu merupakan kawah yang masih aktif, selain itu vegetasi hutan Gunung Salak masih rapat, sehingga sangat rawan untuk tersesat apalagi bagi para trekker pemula. Trekking melalui Gunung Bunder sangat disarankan karena jalurnya dikenal landai, jarak dari Gunung Bunder ke Kawah Ratu sekitar 3,5km dengan jalan santai jarak itu bisa ditempuh dengan tiga jam jalan kaki. Ketinggian Kawah Ratu sekitar 800-900 dpl ketinggian ini cocok untuk para pehobi trekking terutama para pemula.


            Sepanjang perjalanan jalur yang dilalui sangat sepi hanya sesekali saja berjumpa dengan pendaki lain dari arah berlawanan, jalur ini kadang - kadang terhalang oleh semak dan ranting pohon karena jarang dilewati. Jalur menuju Kawah ratu dikenal sebagai jalur basah, sepanjang perjalanan kita akan melewati jalan setapak penuh batu dan tanah becek serta sungai atau jalan air. Suara gemericik air sungai hampir selalu terdengar sepanjang perjalanan karena banyaknya jalan air yang harus dilalui sangat tidak disarankan untuk trekking kesini kala musim hujan, karena bisa terseret arus. Seringkali jalan setapak yang ditemui bercabang dan tanpa penunjuk arah hal inilah yang menyebabkan banyak pendaki tersesat oleh karena itu petugas menyarankan trekking dengan pemandu berpengalaman.


            Sesaat sebelum sampai di Kawah Ratu kita bertemu dengan kawah mati I dan kawah mati II, entah apa yang menyebabkan dinamakan seperti itu, mungkin saja karena kawah ini sudah tidak aktif lagi. Suasana sangat mencekam disini, apalagi bau belerang sangat menyengat, banyak sisa ranting pohon mati yang di temukan disini. Setelah kawah mati I jalanan menanjak cukup terjal,s elepas tanjakan terlihat danau mati, dengan batu - batu besar serta aliran belerang berwarna kuning. Ditempat ini dilarang berjongkok lebih dari 3 menit karena berbahaya kita bisa menghirup gas beracun dari kawah yang mengendap dipermukaan tanah. Setelah dari kawasan ini kita menemukan turunan dan nampaklah kepulan asap berwarna putih. Berbeda dengan kawah lainnya yang berbentuk kaldera luas atau cekungan, Kawah Ratu berbentuk bukit - bukit kapur berasap dibanyak titik hanyak terdapat kolam kecil ditengah kawasan. Akibat tekanan dari bawah kawah, terdengar suara bergemuruh untuk keamanan tidak disarankan berada di kawasan kawah lebih dari 20 menit, karena gas CO2 sangat berbahaya bila terhirup,bisa mengakibatkan kematian. Meskipun hanya sebentar berada di kawasan kawah namun suasana mistis serta keindahan alamnya membuat banyak para pendaki yang menjadikan Kawah Ratu sebagai destinasi yang wajib dikunjungi.            



Comments

Popular Post

Pasundan dan Tradisi Ngabungbang

Bahasa Sunda Di Era Globalisasi Modern

Endangered Species Elang Jawa