Regenerasi Penyu Di Selatan Jawa


Penangkaran Penyu Pantai Pangumbahan


Pantai Pangumbahan termasuk kedalam kawasan Wisata Ujung Genteng, pantai ini letaknya di semenanjung barat daya Pulau Jawa, berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Karakteristik Pantai Ujung Genteng, merupakan tipikal kawasan selatan Jawa, yaitu laut dengan ombak besar, hamparan pasir putih serta air jernih. Kawasan ini termasuk kedalam wilayah kabupaten Sukabumi, keindahan alam kawasan ini dalam beberapa tahun menjadi primadona para pelancong dari luar daerah. Hal ini menjadikan kawasan Ujung Genteng dalam segi perekonomian semakin menggeliat. Beberapa fasilitas penunjang wisata bermunculan disini baik yang dibuat oleh pihak swasta maupun masyarakat lokal. Panorama alami kawasan Ujung Genteng tidak banyak berubah, inilah yang menjadikan kawasan ini selalu dirindukan para pelancong.




Ekosistem kawasan Ujung Genteng yang masih alami,merupakan habitat bagi Penyu Hijau ( Chelonia mydas ). Lokasi tepat habitat alami penyu hijau di Ujung Genteng terletak di pantai Pangumbahan, jarak dari Pantai Ujung Genteng lebih kurang 5 kilometer. Sedikit Informasi penyu hijau merupakan hewan vertebrata dari golongan reptilia. Bila penyu jantan menghabiskan sepanjang hidupnya di laut, penyu betina ketika masa bertelur, biasanya mendarat ke pinggir pantai untuk bertelur. Untuk mencapai usia siap bertelur, penyu betina harus berusia 20 tahun. Untuk saat ini beberapa penyu termasuk kedalam hewan di lindungi, karena keberadaannya di alam sangat mengkhawatirkan dalam beberapa tahun jumlahnya semakin menyusut. Salah satu penyebabnya selain sebab alami ialah akibat dari ulah manusia. Mitos - mitos konyol mengenai telur penyu seperti telur ini sebagai obat vitalitas pria merupakan salah satu faktor perburuan telur penyu semakin tidak terkendali. Padahal menurut beberapa penelitian hal ini tidaklah terbukti benar adanya.




Kembali ke lokasi penangkaran penyu di Pantai Pangumbahan, musim penyu bertelur biasanya terjadi di bulan November. Pada saat itu penyu yang bertelur ke pantai Pangumbahan bisa mencapai 30 ekor dalam semalam. Setiap penyu betina bisa menghasilkan 200 butir telur, dari 200 telur itu yang bisa bertahan hingga dewasa hanya 10 persen saja. Fenomena penyu bertelur ini dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi magnet bagi para pelancong ke Ujung Genteng. Dengan diantar oleh ojeg para pelancong bisa melihat proses penyu bertelur tentu saja dengan seizing pengelola penangkaran. Biasanya ketika melihat penyu bertelur petugas akan menerapkan aturan yang ketat. Sumber cahaya seperti lampu senter, korek api serta flash pada kamera dilarang digunakan, karena akan mengganggu induk penyu ketika bertelur.

Proses induk penyu bertelur bisa memakan waktu berjam - jam, namun waktu yang lama tersebut terbayar dengan pengalaman berharga yang didapat. Seperti telah disinggung diatas proses regenerasi penyu cukup lamban, inilah yang menyebabkan penyu termasik hewan dilindungi. Disamping itu ulah manusia yang tidak arif dalam menjaga alam turut mempercepat kepunahan penyu ini. Menurut petugas setempat dibolehkannya pelancong melihat proses penyu bertelur bagaikan pisau bernata dua. Disatu sisi dengan semakin dikenalnya penyu akan menimbulkan kesadaran akan kelestariannya,dan dilain pihak kegiatan ini bisa membuat induk penyu menjadi stress dan enggan bertelur di Pantai Pangumbahan lagi.

Salah satu upaya pelestarian yang rutin dilakukan oleh para petugas ialah memindahkan telur - telur tersebut ke dalam area yang mudah diawasi, baik dari serangan predator alami maupun ulah manusia. Setelah dipindahkan harapan hidup anak penyu atau tukik menjadi besar.Tukik - tukik yang siap dilepasliarkan biasanya berusia beberapa bulan, hal ini dilakukan agar mereka bisa bertahan lebih lama di alam. Proses pelepas liaran ini selalu dilakukan pada sore hari di akhir pekan. Bila kebetulan kita sedang ada di Ujung Genteng jangan lewatkan kegiatan ini, karena dengan melihat mereka berenang bebas menuju samudera luas merupakan sebuah pengalaman berharga yang tidak akan terlupakan.

Comments

Popular Post

Pasundan dan Tradisi Ngabungbang

Bahasa Sunda Di Era Globalisasi Modern

Endangered Species Elang Jawa