Sepenggal Sejarah Dari Kalijati

www.celahgoa.blogspot.com

Peninggalan Sejarah Dari Kalijati


Kalijati merupakan sebuah wilayah kecamatan di Kabupaten Subang, tepat satu abad lalu, pemerintah kolonial Belanda membangun lapangan terbang pertama di Nusantara di wilayah ini tepatnya pada tanggal 30 mei 1914. Lapangan terbangnya dibangun pada tanggal 30 Mei 1914 bersamaan terbentuknya PVA (Proef Vlieg Afdeling) yaitu suatu Bagian Penerbangan percobaan dari Pasukan Hindia Belanda KNIL, yang semula tidak mempunyai pesawat terbang sendiri. Akibat dampak dari perang dunia II, PVA mengalami kesulitan mendatangkan pesawat dari Eropa sehingga mencari jalan lain dengan mendatangkan pesawat terbang air dari Amerika Serikat sebanyak 2 (dua) pesawat, Glenn Martindan sementara ditempatkan di Pangkalan Tanjung Priok untuk menghemat pengadaan lapangan terbang. Kemudian timbul keinginan untuk memiliki pesawat terbang darat, selanjutnya pesawat - pesawat Glenn Martin yang dibeli dari Amerika Serikat ditempatkan di Pangkalan Udara Kalijati. 
www.celahgoa.blogspot.com

Pada tahun 1917 PVA mendatangkan pesawat-pesawat baru, sebanyak 8 (delapan) pesawat pengintai dan 4 (empat) pesawat latih serta diikuti dengan dibukanya Sekolah Penerbangan Pertama di Indonesia dan PVA berganti nama LA (Luchtvaat Afdeling). Bagian penerbangan yang terdiri dari VD (Vlieg Dienst) = Dinas terbang dan TD (Technise Dienst) = Dinas teknik. Selanjutnya tanggal 1 Januari 1940 LA diubah lagi menjadi ML (Militaire Luchtvaart) yaitu Penerbangan Militer yang merupakan bagian kesenjataan KNIL.

www.celahgoa.blogspot.com

Peninggalan sejarah masih terpelihara dengan cukup baik hingga sekarang. Salah satu peninggalannya ialah rumah sejarah, tempat ini merupakan penggalan sejarah yang tidak bisa dilupakan begitu saja dalam sejarah bangsa Indonesia. Di rumah inilah pada bulan maret 1942 setelah digempur habis - habisan, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak saat itulah Indonesia berada dalam jajahan Jepang. Pada awal mulanya rumah sejarah merupakan salah satu rumah dinas yang dihuni oleh perwira militer Belanda. Dalam rumah tersebut memiliki beberapa ruangan cukup luas, hingga sekarang beberapa perabotan asli pada masa itu masih tampak dibeberapa sudut ruangan.Sebagai salah satu saksi bisu sejarah keberadaan rumah sejarah ini memiliki nilai cukup tinggi. Dari rumah ini kita bisa mengetahui serta belajar bahwa, sejatinya perang tidak membuat keuntungan, melainkan merugikan serta memberikan dampak merusak cukup besar.

Menuju sebuah tempat lainnya di kawasan Lanud Suryadarma, sebagai informasi sejak tahun 2001 lanud Kalijati berubah nama menjadi lanud Suryadarma. Tempat yang dituju ialah Museum Amerta Dirgantara Mandala, museum ini dikatakan sebagai museum hidup, karena beberapa koleksi pesawat didalamnya masih bisa terbang. Ada beberapa koleksi di museum ini, salah satunya ialah pesawat angkut ringan buatan Amerika Serikat serta pesawat amphibi buatan Kanada. Kedua pesawat tersebut digunakan dalam operasi operasi khusus dari TNI AU sejak tahun 1950-an hingga tahun 1980-an. Selain koleksi koleksi pesawat, masih dilokasi yang sama terdapat sebuah ruangan yang sekolah penerbang khususnya militer di Indonesia. Serta beberapa koleksi penting lainnya seperti peralatan komunikasi pesawat, alat - alat kelengkapan pilot serta alat survival di alam terbuka.

Selanjutnya mengunjungi skuadron udara tujuh, skuadron ini merupakan tempat sekolah penerbang khusus helikopter. Selain sebagai tempat sekolah para pilot helikopter, skuadron tujuh juga melaksanakan berbagai operasi dari TNI AU, baik itu operasi militer maupun operasi kemanusiaan. Dari mulai dibangun oleh Kolonial Belanda hingga sekarang Lanud Suryadarma memiliki fungsi strategis sebagai salah satu pangkalan militer TNI AU, keberadaanya sangat vital dalam menjaga keutuhan wilayah udara Republik Indonesia. 

Comments

Popular Post

Pasundan dan Tradisi Ngabungbang

Bahasa Sunda Di Era Globalisasi Modern

Endangered Species Elang Jawa